Pengukuran

Besaran-besaran Fisis, Standar dan Satuan
Pembentuk utama Fisika adalah besaran-besaran fisis yang dipakai untuk menyatakan hukum-hukum Fisika misalnya : panjang, massa, waktu, gaya, kecepatan, rapat (density), resistivitas, temperatur, intensitas cahaya dan banyak lagi yang lain. Dalam Fisika, panjang atau gaya dikaitkan dengan besaran-besaran fisis dan memerlukan definisi yang tepat, jelas, dan tanpa menggunakan bahasa sehari-hari.
Kita mengatakan bahwa suatu besaran fisis telah terdefinisi, misalnya massa, bila telah ditetapkan seperangkat tata cara, atau katakanlah resep, untuk mengukur besaran tersebut dan telah dicantumkan juga satuannya, misalnya kilogram. Ini berarti bahwa kita telah memilih standar. Caranya dapat bermacam-macam. Kita dapat mendefinisikan Kilogram dalam berbagai cara yang kita kehendaki. Yang terpenting adalah bagaimana mendefinisikan secara praktis, bermanfaat dan dapat diterima secara internasional.
Ada banyak besaran fisis, kadang-kadang saling bergantung satu dengan lainnya, sehingga pengaturannya menjadi sulit, misalnya saja laju (speed) adalah perbandingan antara panjang dengan waktu. Yang harus kita lakukan adalah memilih sejumlah kecil besaran fisisi sebagai besaran dasar. Besaran-besaran lain dapat diturunkan daripadanya. Standar hanya diberikan untuk besaran-besaran dasar saja. Misalnya, bila kita pilih panjang sebagai besaran dasar, maka kita ambil standar yang disebut meter yang kita definisikan berasarkan oprasi-oprasi laboratorium (pengukuran) tertentu.
Resnick H.,dkk. 1994. Fisika Jilid 1 Edisi ketiga. Erlangga: Jakarta


Medan Listrik


Gambar medan listrik antara Muatan Positif dan Negatif
Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan sehari-hari. Kira-kira seabad yang lalu, hanya ada sedikit lampu listrik dan tidak ada peralatan pemanas listrik, motor, radio, atau televisi. Walau pemakaian praktis dari kelistrikan telah dikembangkan khususnya pada abad keduapuluh, penelitian dibidang kelistrikan mempunyai sejarah yang panjang. Pengamatan terhadap gaya tarik listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman Yunani Kuno. Orang-orang Yunani kuno telah mangamati bahwa setelah batu amber digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti jerami atau bulu. Kata "listrik" berasal dari kata Yunani untuk amber yaitu elektron.
  • Muatan Listrik : Ketika kita menggosok sebatang plastik dengan bulu binatang atau sebatang gelas dengan sutera, kita membuat batang menjadi bermuatan atau termuati. Jika percobaan diulangi dengan berbagai macam material, kita temukan bahwa semua benda-benda bermuatan dapat diklasifikasikan menjadi dua golonan yaitu benda-benda yang bermuatan seperti batang plastik yang digosok dengan bulu binatang dan benda-benda bermuatan seperti batang gelas yang digosok dengan sutra. Negrawan dan ilmuan besar Amerika, yang bernama Benjamin Franklin, mengusulkan suatu model untuk menjelaskan mengapa ini semua terjadi. Dia menyatakn bahwa secara normal setiap benda memiliki sejumlah muatan listrik dan jika kedua benda digosok bersama, sebagian muatan-muatan ini akan berpindah dari benda yang satu ke benda yang lainnya. Hal ini mengakibatkan salah satu benda menjadi kelebihan muatan dan benda yang lainnya kekurangan muatan dengan jumlah yang sama. Franklin menggambarkan muatan-muatan yang dihasilakan dengan tanda positif dan negatif. Dia memilih jenis muatan yang diterima oleh batang gelas yang bigosok dengan sutera sebagai muatan positif, sehingga dapat diartikan bahwa potongan sutra menerima muatan negatif dalam jumlah yang sama. Selanjutnya, atas dasar perjanjian Franklin , plastik yang digosok dengan bulu binatang menerima muatan negatif dan bulu binatang menerima muatan positif yang sama besarnya. Seperti yang dapat diamati dalam percobaan di atas dua benda yang membawa muatan sejenis, yaitu dua benda yang keduanya bermuatan positif atau negatif akan tolak menolak dan dua benda yang membawa muatan berlawanan jenis akan saling tarik menarik.

Tipler. 1996. Fisika Untuk Sains dan Tekhnik Edisi ketiga Jilid 2.Erlangga: Jakarta.

Ilmuan Fisika

Louis Victor duc De Broglie : Gelombang Electron


Louis Victor duc De Broglie Louis Victor duc De Broglie ( 1892 - 1987 ) adalah ahli fisika murni Perancis, Penemu sifat gelombang electron, pengarang, guru besar, doctor, pemenang Hadiah Nobel, Anggota Lembaga Ilmu Pengetahuan Perancis dan Inggris, bangsawan. Ia lahir di Dieppe, Perancis, pada tanggal 15 Agustus 1892 dan meninggal di Paris, Perancis pada tanggal 19 Maret 1987.
Ia keturunan orang bangsawan yang berkedudukan tinggi di Perancis. Broglie sebenarnya nama kota kecil di Normandia. Kemudian nama ini berubah jadi nama keluarga. Sejak abad ke- 17 dari keluarga ini muncul tokoh-tokoh militer, politik dan diplomat terkenal.Dalam buku pelajaran fisika De Broglie dipakai sebagai nama ahli fisika yang mengajukan hipotesis, bahwa electron bersifat gelombang. De Broglie hanya membuat hepotesis atau teori. Ia tidak pernah dan tidak suka mengadakan eksperimen. Ia tidak pernah membuktikan, bahwa elektron bersifat sebagai gelombang. Tapi karena kemudian ternyata bahwa teorinya benar, maka pada tahun 1929 ia mendapat Hadiah Nobel untuk fisika. Peristiwa itu membuktikan bahwa intuisi kadang-kadang berada di atas akal sehat dan eksperimen. Bagaimana asal mulanya De Broglie menemukan hipotesis itu ?

Mula-mula De Broglie ingin jadi diplomat. Maka ia bersekolah dan kuliah di jurusan sejarah. Pada umur 17 tahun ia berhasil mendapat gelar di bidang sejarah. Tapi tiba-tiba ia mendengar tentang penemuan Max Planck dan Albert Einstein. Max Planck menemukan foton. Einstein menemukan, bahwa massa sama dengan energi. Sejak itu De Broglie sangat tertarik pada fisika. Maka pada umur 18 tahun ia masuk Universitas Sorbonne jurusan fisika teori. Empat tahun kemudian pecah Perang Dunia I (1914 – 1918). De Broglie diangkat jadi petugas radio di menara Eiffel. Di sini ia berhadapan langsung dengan gelombang radio. Pikirannya penuh dengan pertanyaan tentang gelombang. Sesudah perang selesai, ia melanjutkan kuliahnya.

Pada tahun 1923 A.H. Compton menemukan bahwa cahaya memiliki sifat kembar sebagai gelombang dan sebagai partikel. Penemuan ini menyebabkan De Broglie berpikir sebagai berikut, “ Kalau cahaya bersifat gelombang dan partikel, maka partikelpun dapat bersifat gelombang!” Hipotesis ini dibuktikan kebenarannya oleh Clinton Davisson dan Lester Germer pada tahun 1927. Keduanya ahli fisika Amerika Serikat.

Dikirim oleh Naila Rahmawati